Apa itu Fenomena Rojali dan Rohana?

Anda sudah pernah dengar fenomena rojali? Singkatan rombongan jarang beli ini belakangan tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Banyak mal disebut mulai dipadati pengunjung yang datang hanya untuk jalan-jalan, ngadem, atau sekadar nongkrong, tanpa benar-benar berinteraksi.

Belakangan muncul fenomena rojali alias rombongan jarang beli di tengah-tengah masyarakat. Rojali merujuk pada mereka yang ramai mengunjungi pusat perbelanjaan, termasuk mal, namun tidak melakukan pembelian.

 “Rojali dan Rohana” adalah istilah yang sedang populer di kalangan masyarakat, yang merujuk pada fenomena rombongan pembeli di pusat perbelanjaan, yaitu “Rojali” (Rombongan Jarang Beli) dan “Rohana” (Rombongan Hanya Nanya). 

Fenomena Rojali dan Rohana:
  • “Rojali” adalah singkatan dari “Rombongan Jarang Beli”, yang menggambarkan sekelompok orang yang sering mengunjungi pusat perbelanjaan tetapi jarang membeli.
  • “Rohana” adalah singkatan dari “Rombongan Hanya Nanya”, yang menggambarkan sekelompok orang yang lebih suka melihat-lihat dan bertanya-tanya daripada membeli.
  • Fenomena ini menjadi perhatian karena diduga turut berkontribusi pada penurunan omzet pusat perbelanjaan.
  • Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyebutkan bahwa fenomena ini bukanlah hal baru, tetapi intensitasnya yang berbeda dari waktu ke waktu.
  • Daya beli masyarakat yang menurun diduga menjadi salah satu faktor penyebab munculnya fenomena ini,

“Rojali” dan “rohana” adalah istilah yang sedang ramai dibicarakan terkait dengan perilaku konsumen di pusat perbelanjaan. “Rojali” merupakan singkatan dari “rombongan jarang beli”, menggambarkan kelompok orang yang sering mengunjungi tempat belanja, namun jarang melakukan transaksi pembelian. Sementara itu, “rohana” adalah singkatan dari “rombongan hanya nanya”, yang mengacu pada kelompok orang yang lebih banyak bertanya dan melihat-lihat daripada membeliKedua fenomena ini diduga turut berkontribusi pada penurunan omzet pusat perbelanjaan.

Fenomena “rojali” dan “rohana” ini menjadi sorotan karena menunjukkan adanya perubahan pola belanja masyarakat, terutama dalam konteks belanja langsung ke toko (offline). Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menjelaskan bahwa fenomena ini bukanlah hal baru, namun intensitasnya yang berbeda dari waktu ke waktu,

Beberapa artikel dan berita juga menyoroti dampak dari fenomena ini terhadap pelaku usaha, terutama di sektor ritel. Penjualan pakaian, misalnya, dilaporkan mengalami penurunan akibat adanya fenomena “rojali” dan “rohana”
  • ROJALI (Rombongan Jarang Beli): Kelompok orang yang datang hanya untuk jalan-jalan, menikmati suasana, atau nongkrong tanpa berniat membeli barang.
  • ROHANA (Rombongan Hanya Nanya): Mereka yang datang hanya untuk bertanya tentang produk, harga, atau detail barang tanpa ada niat membeli.
  • ROHALUS (Rombongan Hanya Elus-elus): Rombongan yang suka mengelus barang di toko, menikmati sentuhan barang tanpa membeli.
  • ROHALI (Rombongan Hanya Lihat-Lihat): Mereka hanya melihat-lihat barang di toko-toko, tetapi tidak berbelanja.
  • ROCEGA (Rombongan Cek Harga): Rombongan ini datang untuk memeriksa harga barang, namun akhirnya memilih untuk berbelanja di tempat lain dengan harga lebih murah.
  • ROMANSA (Rombongan Manis Senyum Aja): Kelompok ini datang untuk berbincang atau bersantai tanpa melakukan transaksi.
  • ROTASI (Rombongan Tanpa Transaksi): Mereka datang ke mal, berkeliling, tetapi tidak melakukan transaksi apapun.
  • ROSALI (Rombongan Suka Selfie): Rombongan yang mengunjungi mal lebih untuk berfoto-foto daripada berbelanja.
  • ROCADOH (Rombongan Cari Jodoh): Mereka yang berkunjung ke mal dengan tujuan mencari teman atau pasangan.
  • ROCUTA (Rombongan Cuci Mata): Rombongan yang sekadar menikmati pemandangan barang-barang di mal tanpa niat membeli.
  • ROMUSA (Rombongan Muka Susah): Rombongan ini datang dengan ekspresi frustasi atau kecewa, mungkin karena keterbatasan anggaran atau tidak puas dengan harga barang.

Tinggalkan Balasan